Gak kerasa yah waktu itu berjalan dengan cepat,
serasa baru kemarin aku masuk ke sekolah ini, eh tahu-tahu udah kelas tiga aja.
Bayak peristiwa yang terjadi dari seneng, sedih, kecewa, jengkel, dan masih
banyak lagi. memang banyak orang yang bilang kalau masa SMA masa-masa paling
indah dan masa-masa merajut mimpi dan aku setuju dengan mereka.
Masa SMA ku ku lewati dengan kedua
sahabatku, seperti biasa kami selalu nongkrong di bawah pohon belakang sekolah,
tempatnya enakan yang paling penting sejuk dan gak berisik. Gak tahu kenapa
kita bertiga memang gak suka keramaian. Aku menunggu di tempat ini cukup lama
kedua sahabatku pergi ke kantin membeli makanan. Malas aja kalau aku juga harus
ikut ke kantin karena pasti jam istirahat kayak gini kantin penuh pake banget
pula.
“Hayo.. loe lagi ngelamunin apa?”
kata temenku bernama Anggrek, aku menoleh kearah datangnya suara kemudian
melihat tangan melati membawa kantong pelastik yang cukup besar.
“Jangan-jangan loe mikirin si ilalang?” Kata Melati
yang langsung meletakan kantong pelastiknya di depanku.
“Ngapain mikirin cowok kayak dia yang gak setia coba
gak ada gunanya” kata Anggrek dengan penuh emosi.
“Bukan kok, ya udah si gak usah dibahas gak penting
juga” jawabku
“ngomong-ngomong soal ilalang untung loe gak ikut ke
kantin” kata Anggrek
“Kenapa emang?” Tanyaku heran
“Kita liat si ilalang lagi makan berdua di kantin
mesra banget, kayaknya mereka udah jadian deh” kata Melati menjelaskan
“Owh…” tak banyak komentar inikan bukan facebook
juga.
“Apa bagusnya coba si kenanga? Paling-paling dia
bedaknya lebih tebel dan lebih ganjen aj dibanding loe” Anggrek malah ngebahas
topic ini lebih lanjut.
“parah loe tapi gue setuju dia bedaknya lebih tebel dan
lebih centil dari pada Akasia atau kita-kita, hahahaha” Melati menimpali dan
kami tertawa bersama.
Pembicaraan ini mengingatkanku 3 bulan kebelakang
dimana kau waktu itu masih pacaran sama ilalang, setelah umur pacaran kami 1
bulan dan hadiah yang aku dapat darinya adalah perselingkuhannya dengan
kenanga, aku langsung mutusin dia tanpa memberikan penjelasan terlebih dahulu,
buatku ini kesalahan yang tak termaafkan. Dan yang menambah sakit pada waktu
aku lewat kelasnya Kenanga dia bilang ke aku bukan salahnya dia kalau ilalang
lebih milih dia dari pada aku karena itu semua salah aku yang tak bisa menjaga
pacarku. Buat aku itu sebuah pengalaman yang menyakitkan tapi itu membuatku
kuat menjalani sisa-sisa SMAku.
***
Sepulang sekolah aku dan Melati pergi ke toko buku,
minus Anggrek karena tadi dia pulang bareng sama lotus pacarnya. Biasalah orang
pacaran pasti waktu berdua juga dan kita berdua juga ngerti. Setelah mendapat
buku yang kita cari saatnya pulang.
“Akasia sorry banget yah gue di jemput lavender”
kata Melati pas kita tiba di parkiran.
“Gue gak apa-apa kok, woles aja kali Mel” kataku
menyakinkannya.
“Beneran gak apa-apa?” Tanyanya lagi
“Beneran gue!”
“Kalau gitu kita duluan yah” pamit lavender
“Dadah!” sambil melihat mereka pergi menjauh.
Terpaksa aku pulang ke rumah sendiri, memang
diantara kita bertiga cuman aku yang single alias gak panya pacar tapi sejauh
ini aku baik-baik saja. Tapi sepertinya langit tak sebaik diriku, sepertinya
akan turun hujan memang sih tak selamanya mendung itu hujan tapi yang ini mah bener-bener
akan turun hujan.
Benerkan hujan akhirnya turun, kalau saja mamah gak
ngelarang ujan-ujan karena baru bangun sakit pasti pulangnya sudah
hujan-hujanan, jalan satu-saunya aku harus berteduh sembari menunggu hujan
reda.
Hujan membawaku ketempat took kaset. Tanpa berpikir
lagi aku memasuki dan mencari kaset dari music yang aku suka, aku suka banget
sama kpop kususnya super junior tapi tak tahu kenapa kau tertarik sama lagu
pendatang baru Lee Hi-Rose, di tempat pemutaran kaset pojokan ini aku
mendengarkannya baru sampai lirik Nae
sarangeun saeppalagan rose seseorang menepuk bahuku.
“Gantian dong!” katanya
“Di sanakan masih ada, kenapa gak yang sana aja sih?” jawabku
“Males ah, loe aja yang di sana!” katanya ngotot,
‘wah ni anak ngajak ribut’ batin ku, setelah berdebat dan ngotot-ngototan
tempat itu keburu di isi sama orang.
“Ini semua salah loe!” bentaknya
“lah kok salah gue? Loe juga yang salah!” aku tak
mau kalah
“Loe!” nadanya semakin tinggi
“Loe!” tabah tinggi lagi
Sampai akhirnya kita di usir dari tempat itu oleh
mas-mas penjaga toko tanpa sadar kita di liatin semua mata yang ada disana,
malunya itu loh berkali-kali lipat. Setelah itu aku pulang tanpa mau mengurusi
dia yang tak tahu tatakrama mungkin dia datang planet lain. Hari ini sangat
lengkap ‘bisakahhari ini lebih buruk lagi?’ gerutuku.
***
“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif!” suara si
mba-mba di sebrang telepon. ‘nomornya gak aktif, sebaiknya telepon Lotus’
batinku.
“sama lagi, aaaaaaa…..” saking keselnya HPku lempar
ke kasur “apa gue telepon Lavender aja? Iya telepon dia aja tapi nomornya
berapa?” aku mulai mengingat-ingat nomor yang waktu itu di berikan Melati
“kalau gak salah mirip sam yang gue, kalau gue 085789789987 berarti nomornya 085789987789,
gue coba saja mudah-mudahan bener”.
Tut.. tut.. tut.. nada telepon menunggu seseorang
mengangkatnya.
“Hallo… Lavender
ini Akasia, mau Tanya lagi sama Melati gak?” tanyaku mengawali pembicaraan di
telepon.
“Gila ni cewek nyerocos aja, gue bukan Lavender nama
gue krisan, kayaknya loe salah sambung deh” suara disebrang menjelaskan.
“upppss sorry, kirain nomor temen gue, sorry yah!”
kataku
“ya gak apa-apa, nyantai aja kali!” jawabnya, pas
aku mau nutup telepon dari sebrang ku dengar lagunya super junor yang judulnya
Y meskipun cuman bait terakhirnya.
super junior Y
"saranghandanmal, neol hyanhae haneunmal, bogosipdan mal,
neol angosipheun mal, ojik han saram neoureul jikigo sipheo, dasi naega dorama
jol neoreul wahae"
Yang
artinya:
"berkata
aku mencintaimu, berkata aku akan mendengrkanmu, berkata aku merindukanmu,
berkata aku ingin memelukmu, hanya dirimu yang aku ingin lindungi, aku ingin
kembali di sisimu"
“loh loe suka super junior juga? Tanyaku yang
mengurunkan niatku menutup telepon.
“Bukan gue
tapi kakak cewek gue yang suka, loe tahu?” tanyanya heran
“Gue kan suka banget sama mereka” jelasku
“owh… loe sama kakak gue Lily bakalan nyambung
kayaknya” yang di jawab oleh tawa kecilku
“Nama loe Akasia kan?” dia menanyakan kemudian aku
jawan “ya”
“Nama gue
Krisan, salam kenal!” ujarnya
“Salam kenal juga” jawabkumengenalnya akhirnya
Kami terus mengobrol sampai pulsaku abis kemudian
dia balik telepon, aneh juga baru ngobrol bentar kita sudah akrab banget, dari
perkenalan yang tak sengaja itu membuatku dan krisan semakin sering
kontek-kontekan via sms dan telepon.
***
Setelah beberapa bulan mengenalnya kami memutuskan
bertemu sepulang sekolah nanti, aku rasa waktu dan orang-orang menjadi lambat.
Tak sabar bertemu orang yang beberapa hari ini bikin aku nyaman.
Tet.. tet… tet.. bel pulang sekolah berbunyi, aku
merapihkan bukuku dan kemudian bergegas keluar kelas.
“Akasia mau kemana loe?” Tanya Anggrek yang tak aku
gubris
“Dia ada janji sama seseorang itu tuh yang sering
dia certain ke kita?” Melati yang menjelaskannya, sejak kapan Melati jadi jubir
aku?
Aku sudah cerita belum kalau kami janjian di kafe
dekat toko buku langganan aku, sepertinya aku datang lebih awalu karena di kafe
itu cuman ada beberapa orang dan semuanya pasangan gak ada yang duduk sendiri
otomatis kesimpulannya dia belum dating.
Kebiasaan aku kalau nunggu suka menghitung dan pas
hitungan aku jatuh diangka 50 ada yang negur aku, seketika aku negok kearah
suara tersebut, suara yang selama ini mengisi hari-hariku yang datar-datar ini.
Dia berkata “sorry telet, tadi ada jam tambahan”
“Loe?” kata kita bersamaan kaget bukan main
Kenapa bisa orang nyebelin yang ketemu ditoko kaset tempo
hari berantem, disitu kita maaf-maafan padahal lebran masih lama. Ngobrol
bersamanya membuatku lupa waktu gak kerasa sudah jam 5 sore, dan yang lebih
menyempurnakan hari ini adalah aku dianterin pulang sama krisan.
***
Hari ini aku mendapat kejutan jauh lebih hebat dari
yang 2 minggu lalu ketika aku ketemu krisan, kenapa engga cewek itu jalan sama
kakak sepupuku, cewek yang sama yang mereput pacarku. Aku melihatnya di depan
gerbang SMA Plamboyan SMAku tercinta.
“Gue mo bicara ka, ikut gue sebentar?” cegahku
ketika mereka hendak pergi. Pakis mengikutiku, serasa lebih jauh dari kenanga
aku baru berbicara kepadanya.
“Are you crazy?” memulai pembicaraannya
“Gak, kenapa?” jawabnya datar
“Kenapa harus cewek itu? Ka pakis tahu kan kenanga
itu siapa? Dia yang merebut ilalang dari gue!” teriakku yang membuat air mataku
tak terbendung lagi.
“Tahu, terus masalahnya apa? Kak kan sudah ingatkan
kamu jangan pacaran sama ilalang kamu yang ngeyel, sekarang kalau kamu sakit
hati jangan salahkan orang lain” katanya yang semakin menyakitiku.
“Tapi Kak ini membuatku sakit, dia seperti duri
dalam daging, gara-gara dia kau takut untuk pacaran” kataku
“Itu urusan kamu, tak ada sangkut pautnya denganku”
jawabnya dan kemudian dia pergi bersama cewek itu.
Kejadian itu disaksikan oleh kedua sahabatku dan
pacarnya ditambah lagi krisan ada disana. Kedua sahabatku mendekati dan
memelukku. Aku menangis dipelukan mereka.
“Akasia yang kuat gak boleh cengeng kayak gini” kata
Anggrek
“Salah apa si gue sama cewek itu?” ucapku
disela-sela tangis
“Loe gak salah apa-apa!” Melati yang menjawabku
“mungkin dia memiliki sesuatu yang bikin mereka
nyaman, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing”
“Yang jadi pertanyaan sekarang kalau kenanga jalan
sama pakis nasib ilalang gimana?” Tanya Melati
“Bodo amat” hanya kata itu yang keluar yang sontak
membuat kami berenam ketawa. Dan memang aku sudah tak peduli dengan ilalang,
sangat tidak peduli malah, untuk apa kita memikirkan orang yang gak mikirin
kita, karena masih banyak hal yang lebih penting yang harus dipikirkan dari
pada mikirin cowok yang sudah menyakiti kita.
***
Hari kelulusan tiba, bulan-bulan kemarin adalah
bulan-bulan paling berat tapi semuanya terbayar dengan kata “LULUS”. selamat
tinggal masa-masa SMA, selamat tinggal masa-masa menuai mimipi. selamat datang
dunia nyata, dunia yang sebenarnya, dunia dengan semua tantangan hidup.
Dan kami berenam memutuskan untuk merayakannya di
suatu café, meskipun Lavender dan Krisan beda sekolah. Kami janji bertemu di
café tersebut pada pukul 8 malam, dan Krisan menawarkan menjemputku. Dia datang
lebih awal dari yang di tentukan.
“Loh ko cebet banget? Ni kan baru selesai magrib
Kris?” kataku
“Gue mau ajak loe satu tempat” jawabnya
“Yaudah tunggu bentar, gue ganti baju dulu” ucapku
sambil meninggalkannya di teras rumah. Beberapa menit kemudian aku sudah siap dan
kemudian berangkat.
***
Sesampainya ditempat tujuan yang ternyata sebuah
bukit, bukit yang dipenuhi dengan pemandangan lampu yang indah. Kami berdua hanya saling diam.
“mmmm… Akasia aku suka kamu” katanya
“…..” aku hanya begong tak percaya
“Kamu mau gak jadiin aku pacar kamu? Mau dong! Aku
kan ganteng, baik, keren, semua cewek suka sama aku dan masih banyak lagi. Yang
jelas aku bisa bahagiakan kamu” katanya dengan mimik lucu.
“Bukannya kamu banyak yang suka, kenapa kamu suka
aku?” tanyaku
“Itu dia masalahnya aku hanya suka sama kamu”
katanya yang buat aku melongo untung gak ngeces, hehehehe.
Dia berkata kemudian “Jadi gimana?”
Aku hanya mengangguk mengiakan, aku mengakhiri masa
SMAku dan masa lajangku di hari yang sama. Dua kebahagiaan dalam hidupku. Malam
itu jadi malam yang indah da tak terlupakan. Acara makan kami berubah
menjadi acra meranyakan hari jadi aku
dan krisan, malam ini Krisan yang teraktir.
***
Mungkin memang sabar akan membawa sesuatu yang
indah, aku percaya kesabaranku membuahkan hal-hal indah kelaknya. Seperti
Krisan yang datang dalam hidupku secara kebetulan, tapi dia bagaikan pelangi
dan hujan yang mewarnai dan meramaikan hidupku, dia membuktikan ucapannya yang
akan membuatku bahagia. Dan aku baru mengetahui arti nama kita berdua(Krisan
dan Akasia) yang ternyata sama yaitu cinta
tersembunyi atau cinta rahasia. Pas
aku bicara dengan Krisan tentang ini dia
hanya bilang ”kita Jodoh kali” dan aku pun berharap demikian. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar